Tante Pamer Toge

Cerita dewasa | foto bugil | toket STW | memek ABG

Sex Anak Smp

Kisah ini adalah kecabulan nyata yang
dilakukan seorang guru SMP pada
belasan murid perempuannya. Seperti
dituturkan Mardi pada penulis, telah
diedit tanpa mengaburkan keaslian
maknanya.
Mardi adalah lelaki berusia 35 tahun
yang masih juga ngejomblo dan
pekerjaan sehari-harinya sebagai guru
di SMP swasta di kota S*****(Edited).
Kenapa tetap ngejomblo?. Ceritanya
diusia belasan dulu, Mardi pernah
dikecewain Mustinah, gadis kampung
idamannya yang kemudian kawin
dengan bandot tua bernama Muksin,
juragan tanah di kampung itu. Setelah
merantau dan menjadi guru di kota S,
Mardi juga pernah beberapa kali
menjalin asmara, misalnya dengan
Susi, karyawati disebuah hotel di kota
S. Tapi, Mardi pun jadi kecewa setelah
tahu kalau Susi tak lebih hanyalah
wanita panggilan yang tubuhnya sudah
seringkali dijamah lelaki hidung belang.
Sedangkan dengan Erna, anak kepala
desa di kota S, orangtua Mardi
dikampung kurang sregg, jadi Mardi
terpaksa hengkang meninggalkan Erna.
Takut kualat sama ortunya.
Di kota S, Mardi tinggal dikompleks
pengajar di SMP swasta itu. Nah
kelakuan bejat Mardi mulai terjadi dua
tahun terakhir, dan semakin menjadi-
jadi karena selama itu tak pernah
ketahuan.
Awalnya, suatu pagi Mardi bingung
sekali harus bagaimana. Semalam
sebelumnya, ia bersama beberapa
teman bujang disekitar kompleks
pengajar habis melototin adegan layak
sensor dari VCD miliknya. Gambaran
adegan porno yang ditontonnya
membuat libido Mardi terus melonjak
dan butuh tersalurkan, sementara istri
belum punya. Mau belanja ke lokalisasi,
Mardi takut kepergok kenalan. Profesi
sebagai guru yang patut digugu dan
ditiru tentu saja melarangnya secara
sosial untuk melakukan itu.
“Ayo Linda, kamu maju kedepan dan
kerjakan tugas ini dipapan,” perintah
Mardi pada muridnya. Pagi itu Mardi
mengajar matematika untuk kelas satu.
Jumlah murid kelas 1A hanya 30 orang,
yang cowok 10 dan cewek 20. Begitu
dapat perintah Mardi, Linda maju
kedepan untuk mengerjakan perintah
Pak guru Mardi.
“Sudah pak.., sudah selesai,” kata Linda
setelah mengerjakan tugas dipapan
tulis. Mardi bangkit dari duduknya, dan
mengamati tugas yang dikerjakan Linda.
“Wah., kamu ini pasti tidak pernah
belajar ya? Kok ini salah semua.. Sini
kamu Linda, bapak beri hukuman,”
Mardi sedikit melotot meminta muridnya
mendekat.
Linda adalah gadis ABG.. Tok,” pintu
rumah terdengar ketukan.
“Eh kamu Linda.. Kok cantik sekali
kamu..,” Mardi menyambut Linda
dengan genit.
“Jadi kan bapak kasih ilmunya?” tanya
Linda dimuka pintu.
“Jadi dong, ayo masuk kamu,” Mardi
menuntun Linda masuk kerumahnya,
setelah itu pintu utama ditutup rapat.
Linda pakai rok sekolah sebatas lutut
dipadu kaos ketat warna pink, membuat
susu yang baru tumbuh nampak
tersembul kedepan.
“Nah sekarang bapak mau kasih
rahasia pintar, tetapi kamu janji dulu
untuk tidak cerita kepada siapapun.
Soalnya, kalau murid yang lain tahu
mereka akan cemburu dan minta ilmu
itu juga, nanti kamu banyak saingan
dan susah jadi juara, mau kan?” kata
Mardi.
“Iya.. I.. Iya Pak saya janji,” jawab Linda
lugu.
“Oke kalau begitu, sekarang kamu
duduk disini ya, biar bapak kasih
ilmunya,” Mardi menyuruh Linda duduk
di bangku kayu, Linda menurut saja.
Setelah Linda duduk, Mardi mendekat
dan berbisik-bisik ketelinga kanan
Linda.
“Kalau mau pintar, telingamu harus
dijilati seperti ini,” kata Mardi, lidahnya
langsung menyapu daun telinga Linda
berkali-kali sambil tangannya
memegangi kepala Linda.
“Aduh.. Geli Pak guru.. Geli sekali,”
Linda kegelian berusaha berontak.
“Geli ya?, ya memang begitu, tahan
sedikit ya,” Mardi berhenti sebentar
untuk meyakinkan Linda, tapi jilatan itu
dilanjutkan lagi setelah Linda
mengangguk. Puas menjilati telinga
Linda, jilatan Mardi turun keleher Linda,
dan tangannya ikut turun juga
mengusap dan sedikit meremasi susu
baru tumbuh milik Linda.
“Engghh geli Pak guru..,” Linda menepis
tangan Mardi, Mardi pun menghentikan
aktifitasnya.
“Eh kamu ini gimana sih? Mau pintar
apa tidak?” kata Mardi sedikit melotot
dan berlagak marah. Linda jadi takut.
“Iya pak, mau,” jawab Linda tertunduk.
“Baiklah, telingamu sudah bapak
bersihkan. Nah sekarang kamu buka
bajumu dan mandi gih di kamar mandi
itu, tapi jangan pakai sabun, biar bapak
yang nyabunin nanti. Mengerti?” Mardi
memerintah lagi. Linda yang anak
kampung menurut saja, tak menaruh
curiga.
Gebyar.. Gebyur.. Linda mulai mandi
telanjang. Pintu kamar mandi tak
ditutup, dan Mardi menikmati tubuh
telanjang Linda dari pintu itu.
“Sudah Pak guru, sekarang sabunnya
mana?” tanya Linda.
Tubuh Linda yang beranjak remaja
membuat nafsu Mardi naik. Susu yang
baru tumbuh dan vagina Linda yang
belum berbulu dipandangi Mardi
bergantian, lalu Mardi mendekati tubuh
berkulit putih itu.
“Ehm.. Bapak sabuni badanmu ya,”
tanpa menunggu jawaban Linda, Mardi
segera mengusapi tubuh Linda dengan
sabun yang dipegangnya.
Tangan Mardi mulai nakal dan
menjamahi susu Linda, mengusap-usap
dan menekan nekan. Meski kegelian,
Linda nggak berani melawan, takut
dimarah Pak guru. Eh tangan Mardi
lebih berani lagi mengusap di pangkal
paha Linda berkali-kali. Setelah puas
menjamahi tubuh Linda, Mardi
menyuruh Linda menyelesaikan mandi,
dan menyuruhnya melilitkan handuk
saja setelah selesai. Mardi menunggu
diruang tamu.
“Saya sudah selesai mandi pak,” Linda
keluar kamar mandi dengan tubuh
terbungkus handuk.
“Itu baru pintar. Sekarang ikut bapak,”
kata Mardi dengan mata berbinar, lalu
mengamit tangan Linda dan
menuntutnya masuk kekamar.
“Sekarang bobo’an disitu ya, biar bapak
kasih ilmunya,” suruh Mardi pada
Linda, lagi-lagi Linda nurut saja.
Setelah Linda berbaring di ranjangnya,
Mardi mendekat dan duduk disamping
kanan ranjang itu. Tangan Mardi
dengan terampil menghempaskan
handuk yang dikenakan Linda sehingga
tubuh putih Linda yang baru mekar itu
langsung terpampang tanpa halangan
dihadapan Mardi. Linda sedikit bingung
melihat perlakuan gurunya, tetapi gadis
cilik itu tak berani protes. Jakun leher
Mardi naik turun memandangi susu
ranum Linda yang putingnya masih kecil
dan tonjolannya pun belum sempurna.
Lidah Mardi segera menyapu bibirnya
sendiri begitu matanya membentur
selangkangan Linda yang ranum belum
ditumbuhi bulu.
Tangan Mardi menggerayangi tubuh
Linda, sementara Linda tak berkutik
menahan geli. Kemudian Mardi naik
keranjang dan mulai menciumi tubuh
telanjang Linda.
“Pakhh.. Geli pakhh,” Linda menolak
kepala Mardi saat lidah Mardi menjilati
susunya.
“Uh.. Kamu ini gimana sih? Mau pintar
apa tidak? Nilai kamu nanti bapak kasih
merah semua lho,” Mardi mengancam
dengan mata melotot.
“Iya deh pak, saya mau pintar.. Tapi geli
pak,” Linda pasrah akhirnya.
“Nah gitu donk, geli dikit ya ditahan..,”
ketus Mardi dan kembali mencumbui
gadis bau kencur itu.
Linda bukan main kegelian, apalagi
selama ini belum pernah dijilatin
susunya, berpikir untuk itu pun belum
karena usianya masih kecil. Tapi untuk
melawan ia tak mampu, selain takut
sama Mardi, ia juga ingin mendapat
ilmu pintar dari gurunya itu. Jadi, Linda
hanya bisa menggeliat sambil terpekik
kecil menahan perlakukan Mardi, hal itu
membuat Mardi tambah bernafsu
melumati tiap jengkal tubuh Linda.
Ciuman dan jilatan Mardi terus turun
keperut dan selanjutnya turun lagi
menuju selangkangan Linda. Mardi
berhenti sejenak, disingkapnya paha
Linda agar lebih mengangkang. Mata
Mardi hampir loncat melihat vagina
Linda yang sangat indah. Gadis berusia
12 tahun itu memiliki vagina yang sip,
bibirnya tipis dan bersih tanpa bulu.
“Nah.. Linda, sekarang saatnya Pak
guru menambah ilmu tadi biar kamu
lebih pintar lagi,” kata Mardi. Linda
tetap pasrah menerima perlakuan
gurunya, dan menunggu apa yang akan
terjadi selanjutnya tanpa banyak tanya.
“Ahh pakhh..,” Linda terpekik tapi tak
berani melawan saat lidah Mardi
menjalari permukaan vaginanya.
Pinggulnya hanya bisa bergerak kecil
menahan geli yang sangat dijilati Mardi.
“Sakit ya Lin?” tanya Mardi ditengah
jilatannya.
“Engghaak Pakhh.. Cuma gelii..,” jawab
Linda.
Jilatan Mardi diteruskan, dan lama-
lama Linda merasakan perasaan yang
selama ini belum pernah dirasanya. Geli
itu berubah menjadi rasa nikmat yang
sensasional bagi Linda. Cairan kental
mulai merembes dari vagina Linda,
lidah Mardi menerima cairan itu dan
melanjutkannya, cairan itu ditelan
Mardi. Sore itu Mardi benar-benar
mempraktekan fore play yang
ditontonnya di VCD porno, kepada Linda
muridnya. Lidahnya makin berani
menelusup dibelahan bibir vagina Linda.
“Ahh.. Pakk Ghuuruu.. Linda pingin
pipisshh pakhh..,” Linda merasakan
seluruh sendi dibokongnya kejang dan
terasa enak, tanda-tanda orgasmenya
mulai muncul. Mardi tak menyia-
nyiakan kesempatan itu, vagina Linda
semakin dilumat dan disedot-sedot
dengan bibirnya.
“Mmmphhff.. Ahh hayoo.. Pipiss aja
Linn.. Mmffphh,” Mardi menambah
jilatannya divagina Linda, sampai tubuh
Linda tersentak-sentak menahan geli.
“Ahh.. Iyaa.. Linndaa piipiss Pakhh..
Uhh.. Pipiss.. Tuhh.. Aahh,” Linda kejang
beberapa kali. Orgasme pertama yang
dirasakannya membuat Linda
melambung kenikmatan. Mardi pun
menghentikan aksi jilatnya.
“Sakit ya Linn?” tanyanya memandangi
wajah Linda yang semakin ayu dilihat.
“Eh.. Enggak paakk.. Bapak jangan
marah ya, Linda pipis dimulutnya
bapak.. Habis Linda nggak tahan geli
sekali sih,” Linda takut kalau Mardi
marah, cairan nikmatnya itu disangka
air kencing.
“Bapak nggak marah, tapi apa yang kau
rasakan tadi?” Mardi memancing Linda.
“Enggh.. Geli pak,”
“Enak nggak,”
“Iya.. Geli tapi enak pak,” jawab Linda
malu.

Pencarian terkait:

ibu guru toge, Toge ibu guru, perkosa tante toge, linda telanjang bulat, juragan cabai, susu montok linda, isi puki, Ngentot Dengan Guru Janda, kata kata geli geli ngilu, Itilku geli

Tante pamer toge © 2015 Frontier Theme